Latar
Belakang
Batuk merupakan ekspirasi eksplosif yang menyediakan mekanisme protektif
normal untuk membersihkan cabang trakeobronkial dari sekret dan zat-zat asing.
Salah satu jenis batuk adalah ekspektoran,
ekspektoran merupakan obat yang dapat merangsang pengeluaran dahak dari saluran
pernapasan. Obat ini bekerja melalui suatu refleks dari lambung yang
menstimulasi batuk. Sekresi dahak yang bersifat cair diperbanyak secara
reflektoris atau dengan jalan efek langsung terhadap sel-sel kelenjar. Obat
yang termasuk golongan ini adalah ammonium klorida, gliceryl guaiacolat, ipeka,
dan minyak terbang.
OBH (Obat Batuk
Hitam) yang berisi amonium klorida berdaya diuretis lemah yang
menyebabkan acidosis yakni kelebihan asam dalam darah. Keasaman darah merangsang
pusat pernapasan, sehingga frekuensi napas meningkat dan gerakan bulu-bulu
getar (cilia) di saluran napas
distimulasi. Sekersi dahak juga meningkat. Maka senyawa ini banyak digunakan
dalam sediaan sirop batuk, misalnya Obat
Batuk Hitam. OBH merupakan Salah satu produk obat batuk yang cukup populer
di Indonesia. Obat ini termasuk golongan obat tradisional yang berisi Succus
liquiritiae, ekstrak tanaman akar manis (Glycyrrhiza glabra). Secara
empiris, ekstrak tanaman ini berkhasiat meredakan batuk meskipun mekanisme
kerjanya belum diketahui secara detail seperti mekanisme kerja dekstrometrofan
atau bromheksin
Indikasi
Batuk berdahak
Cara
Kerja Obat
Sebagai ekspektoran
(pengencer dahak) pada gangguan batuk yang akan membantu pasien mengeluarkan
dahak di tenggorokan sehingga meringankan pernafasan
Sediaan
Sirup
Botol 100 ml, 200 ml
Tablet
100 mg, 150 mg
Kontraindikasi
Penderita
dengan gangguan fungsi hati dan ginjal.
Efek samping
Efek samping hanya
terjadi pada ddosis tinggi dan berupa acidosis (khusus pada anak-anak dan pasien ginjal) dan pada saluran pencernaan
misalnya mual dan muntah. Pada penggunaan dosis yang lebih tinggi diketahui
meningkatkan resiko terjadinya perdarahan lambung.
Dosis
Oral
tab : 3-4 dd 100—150 mg, maks. 3 g seharinya
Oral
sirup :
- Dewasa
: 1 sendok makan (15 ml) 1 – 4 x sehari
- Anak : 1
sendok teh (5 ml) 1 – 4 x sehari
Perhatian
Hal-hal
yang harus diperhatikan selama menggunakan obat ini adalah sebagai berikut :
Pemakaian
obat harus dihentikan jika tanda-tanda awal reaksi alergi seperti ruam, gatal,
sakit tenggorokan, demam, arthralgia, jantung berdebar, pucat, atau tanda-tanda
lainnya muncul, karena jika terjadi bisa berakibat fatal.
Ammonium
chloride mengiritasi mukosa lambung sehingga dapat menyebabkan mual dan muntah.
Oleh karena itu obat ini sebaiknya dikonsumsi setelah makan.
Jangan
menggunakan lemebihi dosis yang dianjurkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar